T
|
anaman Jahe
merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Jahe diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe
kering, jahe segar olahan dam minyak atsiri.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan jamu dalam negeri bahkan telah
melakukan ekspor kemancanegara maka peluang pengembangan jahe sebagai salah
satu bahan baku
pembuatan jamu menjadi sangat terbuka.
JENIS TANAMAN JAHE
Tanaman
Jahe dapat dibedakan dari beberapa jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpang yaitu Jahe Putih Kecil, Jahe Putih Besar dan Jahe Merah.
-
Jahe Merah disebut juga Jahe Sunti dengan ciri-ciri
sebagai berikut : rimpangnya kecil berwarna kuning kemerahan dan seratnya
kasar, rasanya sangat pedas dan aromanya sangat tajam.
-
Jahe Putih Kecil atau jahe emprit dengan ciri-ciri
sebagai berikut : bentuknya pipih,
warnanya putih kuning, seratnya lembut dan aromanya lebih tajam dari jahe putih
besar.
-
Jahe putih Besar lebih dikenal dengan nama Jahe Badak
atau Jahe Gajah dengan ciri-ciri sebagai berikut : rimpangnya jauh lebih besar
dan ukurannya lebih gemuk tetapi aroma dan rasanya kurang tajam dibanding kedua
jenis lainnya.
TANAH DAN IKLIM
Agar
diperoleh rimpang yang gemuk berdaging, tanaman jahe sebaiknya ditanam di tanah
yang banyak mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jenis tanah yang cocok yaitu tanah andosol
dan latosol merah coklat serta keasaman tanah normal (ph : 6 – 7 ).
Tanaman jahe umumnya ditanam pada daerah tropik dan
sub tropik yang mendapat curah hujan yang agak merata sepanjang tahun dan curah
hujan yang cocok berkisar antara 1.500 – 4.000 mm / tahun. Selain itu tanaman jahe paling cocok ditanam
pada daerah yang beriklim sejuk dengan ketinggian tempat antara 500 – 1.000 m
dari permukaan laut. Walaupun demikian
jahe gajah masih dapat ditanam pada lahan yang curah hujannya kurang dari 2.500
mm, dataran rendah dan lahan gambut dengan penambahan unsur hara dan pengaturan
drainase.
Pada
umumnya selama fase pertumbuhan, tanaman jahe memrlukan intensitas sinar yang
cukup tinggi, oleh karena itu jahe lebih baik ditanam di daerah terbuka. Walaupun demikian pada awal pertumbuhan,
jahe dapat ditanam diantara tanaman semusim seperti cabe keriting.
PENGOLAHAN TANAH
Tanah diolah sampai gembur
dengan mencangkul sedalam lebih kurang 30 cm. kemudian dibuat saluran drainase
agar air tidak tergenang. Setelah tanah
diolah kemudian diberi pupuk kandang sebanyak 20 – 30 ton / ha dan di atas
pupuk kandang diberikan pupuk SP 36 sebanyak 300 – 400 kg / ha. Untuk tanah yang kandungan liatnya tinggi
dapat diberi alas sekam sebanyak 5 ton / ha sebelum diberi pupuk kandang.
PENYEDIAAN BIBIT
Tanaman
jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang. Pemilihan bibit disesuaikan dengan tujuan
produksi. Untuk produksi segar baik
tua maupun muda hendaklah ditanam jahe gajah.
Sedangkan untuk produksi minuman, rempah-rempah, obat tradisional dan
minyak arsiri memakai jenis jahe putih kecil dan klon jahe merah.
Bibit
hendaklah berasal dari tanaman yang baik yaitu :
-
Dari tanaman yang tua dimana tajuknya mengering umur 9
– 10 bulan.
-
Dari tanaman yang sehat terutama tidak terserang
penyakit layu bakteri, busuk rimpang dan lalat rimpang.
- Tidak memar dan kulit tidak lecet.
Bibit
diambil dari potongan rimpang dengan 1 –2 mata tunas yang telah tumbuh, dengan
berat 20 – 40 gram untuk jahe putih kecil dan jahe merah sedangkan jahe gajah
seberat 25 – 60 gram. Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung
jenis dan jarak tanam, untuk jahe putih kecil dan jahe merah membutuhkan bibit
sebanyak 1- 2 ton / ha sedangkan untuk jahe gajah membutuhkan bibit sebanyak 2
– 3 ton / ha. Bila dipanen muda dapat
ditanam lebih rapat lagi sehingga kebutuhan bibit lebih banyak yaitu 4 – 6 ton / ha dengan populasi tanaman
sekitar 80.000 tanaman / ha.
Sebelum
ditanam bibit perlu diperlakukan sebagai berikut :
-
Bibit disimpan pada tempat yang cukup lembab dan gelap
sampai terbentuk tunas.
-
Bibit dipotong sesuai ukuran yaitu 1 –2 tunas yang
tumbuh.
-
Potongan bibit direndam dalam Agrimicin 0,1 % selama 8
jam.
-
Bagian bibit yang terluka dicelupkan kedalam larutan
kental abu dapur atau bisa ditambah fungisida Dithane M 45 atau Benlate.
PENANAMAN
Penanaman dilakukan pada bedengan yang dibentuk
dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak
antar bedengan 40 – 50 cm. Pada
bedengan dibuat alur sedalam 10 – 15 cm sebagai lubang tanam kemudian bibit
ditanam sedalam 3 – 5 cm dengan tunas menghadap ke atas. Setelah tanam dapat diberi mulsa jerami,
daun kelapa atau daun pisang terutama pada daerah-daerah yang penyinarannya
cukup tinggi.
PEMELIHARAAN
Fase
pemeliharaan tanaman merupakan masa yang sangat penting dan menentukan dalam
mengahasilkan produksi sesuai dengan yang diharapkan.
Penyulaman
tanaman dapat dilakukan dua atau tiga minggu setelah tanam untuk mengganti
tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat. Pada waktu tiga bulan pertama tanaman jahe
memerlukan lingkungan tumbuh yang prima, untuk itu perlu dilakukan penyiangan
sebulan sekali. Bersamaan dengan
penyiangan juga dilakukan pembumbunan setelah tanaman berumur 2 – 3 bulan.
Pemupukan
susulan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam dengan pupuk urea 400 kg / ha dan KCL sebanyak 300 kg /
ha. Pada waktu tanaman berumur tiga
bulan dipupuk dengan pupuk urea sebanyak 400 kg / ha.
Serangan penyakit tanaman yang paling membahayakan
adalah layu bakteri yang sampai saat ini belum ada pestisida yang efektif
mengatasi serangannya. Oleh karena itu
usaha terbaik untuk mengatasinya dengan langkah pencegahan. Faktor yang perlu diperhatikan adalah
kondisi lahan, bibit, rotasi tanaman dan sistem drainase. Selain itu tanaman jahe dapat juga diserang
penyakit busuk rimpang, bercak daun, lalat rimpang serta nematoda.
PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman jahe umumnya dipanen tua setelah berumur 8 –
10 bulan saat kadar oleoresin optimum ditandai dengan rasa pedas dan bau
harum. Khusus untuk jahe gajah bisanya
dipanen disesuaikan dengan tujuan pemanfaatannya. Pekebun memanen jahe muda apabila harga sedang
tinggi atau berindikasi terserang gejala penyakit, hasilnya berkisar antara 3 – 5 ton / ha. Apabila dipelihara dengan baik jahe gajah
dapat menghasilkan 15 – 30 ton /
ha, sedangkan jahe
merah dan jahe
emprit menghasilkan 10 – 15 ton / ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar